Solo – Polemik HTM Solo Safari masih hangat diperbincangkan. Mulai dengan tarif tiket yang terbilang mahal untuk warga Kota Solo, koleksi binatang yang sangat sedikit, ternyata masih belum bisa dinyatakan tepat sasaran.
Hal ini disentil oleh pengacara kondang Kota Solo sekaligus pemerhati pendidikan, politik, sosial dan budaya Dr. BRM Kusumo Putro S.H., M., Kusumo mengatakan bahwasanya Solo Safari masih belum bisa dinyatakan sebagai tempat untuk sarana edukasi anak sekolah, dikarenakan sangat terbatas dengan harga tiket masuk yang mahal.
“Tiketnya mahal sekali, binatangnya sangat sedikit, dengan luas 14 hektare, koleksi binatangnya harusnya banyak, ini sedikit sekali, jadi belum bisa dikatakan sarana edukasi untuk anak sekolah, karena tiket masuknya udah termasuk mahal untuk masyarakat Kota Solo,” papar Kusumo saat ditemui media 11 Februari 2025.
Kusumo menyayangkan, yang seharusnya Solo Safari adalah icon kolektor binatang yang harganya ramah di kantong, justru mahal, dan tentunya membuat keterbatasan anak sekolah dalam melihat secara langsung apa saja binatang yang dirawat dan dilindungi di Taman Safari.
“Saya itu heran, harusnya anak-anak sekolah berbondong-bondong melakukan study banding ke Taman Solo Safari, seperti TK, SD, SMP, SMA, karena tau tiketnya untuk anak umur 4 tahun saja sudah mahal, pastinya ini membuat sekolah-sekolah berfikir ulang untuk mengajak anak-anak berkunjung,” tuturnya.
Kusumo menyarankan kepada pihak Solo Safari dan Pemkot Solo untuk memangkas harga tiket masuk Solo Safari untuk sekolah-sekolah, terutama sekolah negeri yang siswanya banyak berasal dari masayarakat kurang mampu, baik dengan wujud diskon tiket maupun dengan id card siswa.
“Anak TK kan pengen lihat juga mana gajah, mana kuda nil, mana singa, kan harus lihat secara langsung, kalau tiketnya segitu, yaa kasihan, untuk itu saya minta kepada Management, untuk memberikan harga khusus kepada adik adik sekolah, supaya bisa mengunjungi Taman Solo Safari, ini yang untung bukan saya kok, ini untuk kebaikan bersama, menguntungkan Taman Solo Safari juga, biar dikenal sebagai pusat rekreasi dan edukasi yang ramah di kantong dan ramah lingkungan,” tutup Kusumo. (jen)
