banner 728x250

Tahlil Ageng dan Haul Ruwahan PWI-LS Kota Surakarta: Menghidupkan Tradisi, Menghormati Leluhur

banner 120x600
banner 468x60

Surakarta, Pejuang Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI-LS) Kota Surakarta kembali menggelar tradisi tahunan Tahlil Ageng dan Haul Ruwahan para leluhur Surakarta. Acara yang diadakan di Pendhapa Kantor Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, ini berlangsung pada Kamis malam, dimulai pukul 19.30 WIB hingga selesai.

Ketua PWI-LS Surakarta, Sudrajat Kentas Pribadi, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengenang jasa para leluhur yang telah berjasa membangun Surakarta. “Haul ini bukan sekadar ritual, melainkan momentum mempererat silaturahmi dan menghidupkan kembali nilai-nilai budaya luhur,” ujarnya.

banner 325x300

Rangkaian Acara dan Tokoh yang Hadir

Kegiatan ini diawali dengan pembacaan Kidung Panulak dan Macapat Wedhatama, dilanjutkan doa bersama yang dipimpin oleh KH. Cuhadi Mualim dari Pondok Pesantren Bahrurrahmah, Boyolali. KH. Mubarok, Ketua PWI Jawa Tengah, hadir sebagai pembicara utama.
Sambutan dari berbagai tokoh turut mewarnai acara, seperti Ketua Panitia Ari Prasetyo, Lurah Sondakan Agus Wahyu Anwar, dan Ketua Pusat Lembaga Kebudayaan Jawi, Dr. Anggoro Panji Nugroho. Dalam sambutannya, Dr. Anggoro mengapresiasi pelestarian kearifan lokal yang dilakukan PWI-LS sebagai langkah menjaga jati diri bangsa di tengah tantangan globalisasi.

Sambutan Hangat dari Ketua Panitia dan Lurah Sondakan

Ketua Panitia Ari Prasetyo mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang mendukung terlaksananya acara ini, khususnya Lurah Sondakan dan pengurus PWI-LS. Ia berharap kegiatan ini menjadi agenda tahunan untuk memperkuat tradisi dan budaya lokal.
Lurah Sondakan, Agus Wahyu Purnomo Anwar, menekankan pentingnya mengenang jasa leluhur sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah lokal. “Pendhapa ini dinamai Ki Sondoko, leluhur yang menjadi cikal bakal Kelurahan Sondakan. Semoga tradisi seperti ini terus dijaga untuk mempererat nilai-nilai kebersamaan,” ujarnya.

Mempertahankan Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi

Dalam sambutannya, Ketua PWI-LS Surakarta, Sudrajat Kentas Pribadi, mengingatkan bahwa tradisi seperti Haul Ruwahan adalah cara menjaga hubungan dengan sejarah dan leluhur. “Kita tidak boleh lupa jati diri bangsa ini, karena dari leluhur-lah kita belajar nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat,” tegasnya.
Acara yang juga disiarkan secara langsung melalui platform daring ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk terus melestarikan budaya lokal. PWI-LS Kota Surakarta berkomitmen menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari upaya menguatkan identitas budaya di tengah gempuran budaya asing.
Dengan semangat “nguri-uri budaya,” Tahlil Ageng dan Haul Ruwahan ini menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat Surakarta menghormati warisan leluhur sekaligus menjadikan tradisi sebagai modal sosial untuk masa depan.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!