Gelar Studi Tiru : SD Muhammadiyah 1 Solo Kunjungi SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool Umsida (SD Mica) Sidoarjo

"Maksud dan tujuan kedatangan ke SD Mica. Datang untuk bersilaturahmi sekaligus belajar, karena kami melihat SD Mica ini meskipun sekolah baru, percepatannya luar biasa,"

banner 120x600
banner 468x60
Kepala Sekolah SD Muh.01 Surakarta Sri Sayekti dan Kepala Sekolah SD Mica Pristiadi Teguh. (sindosolonews.com/photo:red.)

SINDOSOLONEWS.COM | SOLO – Dalam upaya meningkatkan kualitas pengembangan pendidikan, SD Muhammadiyah 1 Solo gelar studi tiru ke SD Muhammadiyah 1 Candi Labschool Umsida (SD Mica), Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (30/6/2025).

Kegiatan yang diikuti sebanyak 18 peserta, meliputi Wakil Kepala Sekolah, Staf Wakasek, Koordinator Kelas 1-6, Koordinator Humas Dwi Jatmiko dan dipimpin langsung oleh kepala sekolah Sri Sayekti.

banner 325x300

“Maksud dan tujuan kedatangan ke SD Mica. Datang untuk bersilaturahmi sekaligus belajar, karena kami melihat SD Mica ini meskipun sekolah baru, percepatannya luar biasa,” ungkapnya.

Kegiatan studi tiru tidak hanya mengobservasi, tetapi menjadi ajang bertukar pengalaman dan best practices antara kedua jenjang pendidikan.

“Kami ingin tahu bagaimana pengelolaannya sehingga percepatan yang luar biasa itu menjadi berkah dan berdampak pada jumlah muridnya. Kami berharap Bapak dan tim dapat memberikan pencerahan, supaya kami sebagai sekolah yang sudah 90 tahun ini semangatnya juga tetap terjaga luar biasa, seperti sekolah yang muda dan tanggal 14 nanti bisa mengawali sekolah dengan wajah yang cerah, cemerlang, dan tampil beda,” bebernya, sambil tersenyum.

Sementara itu, kepala SD Mica, Pristiandi Teguh Cahya bersama jajaran pimpinan menyambut hangat kehadiran tamu spesial ini. Acara berlangsung di ruang pertemuan berjalan cair dan rileks dengan diskusi ringan namun menarik.

Topik yang dibahas meliputi Manajemen Sekolah, Marketing Sekolah, serta Kerjasama Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Menuju Internasionalisasi di Sekolah Luar Negeri. Pristiandi mengawali diskusi dengan memperkenalkan sejarah SD Mica yang terbilang sangat muda, berdiri pada tahun 2018. Meskipun demikian, ia menyebut SD Mica seperti bayi tabung, cepat besar dan berkembang.

Pristiandi menuturkan bahwa tekadnya bersama tim untuk menjadikan SD Mica sebagai sekolah percontohan nasional didasari strategi yang berani berbeda dengan sekolah lain. Salah satunya adalah menjadi sekolah inklusi dengan konsep jam belajar ‘Less is More‘.

Selain itu, strategi sarana prasarana yang diterapkan juga unik, seperti akses akomodasi belajar yang luas (ruang kelas dan teras) serta dilengkapi lapangan pasir laut sebagai media belajar untuk melatih motorik anak.

“Inilah yang menjadi daya tarik pada kesan pertama setiap wali murid yang datang ke SD Mica, Meskipun kemudian hari hal ini ditiru oleh sekolah-sekolah lain tidak apa, SD Mica akan dikenal sebagai inovator atau trend center. Dan selebihnya hasil dari setiap ikhtiar yang dilakukan untuk SD Mica dikembalikan sepenuhnya kepada Allah SWT (bertawakal),” jelas Andi.

Dia menyampaikan bahwa sebagai sekolah inklusi, SD Mica merasakan keberkahan dari hadirnya anak-anak penyandang disabilitas yang diterima dengan baik. Ia juga membuka wawasan tentang anak-anak berkebutuhan khusus.

“Anak-anak berkebutuhan khusus itu tidak hanya golongan kiri yang cenderung dianggap kurang saja, melainkan mereka dengan golongan kanan yang memiliki kelebihan IQ, misalnya anak gifted, itu juga sebagai anak berkebutuhan khusus,” pungkasnya.

 

*****

(Obie/Dwi Jatmiko, M.Pd/r.)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!