Solo – Pada tanggal 1 Mei, ditetapkan Pemerintah sebagai Hari Buruh Nasional. Buruh di Indonesia mendapatkan hari libur, yang beberapa digunakan untuk turun ke jalan mengadakan demonstrasi, serta menyampaikan beberapa tuntutan dan aspirasinya kepada Pemerintah dan juga pimpinan perusahaannya.
Dr. BRM Kusumo Putro S.H. M.H., merupakan pengacara kondang Kota Solo, yang juga pemerhati bidang politik, sosial, ekonomi, dan budaya, terus mengikuti perkembangan Buruh.
Selain menjadi kuasa hukum buruh di beberapa kasus, Kusumo juga pernah menjadikan Balai Latihan Kerja atau BLK sebagai program utamanya pada saat maju sebagai Calon Wakil Walikota Solo 2024 silam.
Kala itu, Kusumo tentunya ingin membangun BLK di setiap kecamatan di Kota Solo, dengan berbagai pelatihan keterampilan, agar warga di Solo siap terjun kerja dengan lebih mapan dan lebih mumpuni. Dengan sarana dan prasarana dari BLK, Kusumo berharap dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Solo.
Kusumo, banyak mengkritik dari berbagai lini, tentang angka pengangguran yang terus meningkat di Kota Solo. Dilihat dari berbagai aspek, Jateng sendiri masuk di dalam provinsi yang memiliki upah minimum karyawan atau UMK yang cukup rendah. Tentunya hal ini membuat warga Solo, memilih merantau ke wilayah lain yang UMR nya lebih tinggi untuk bekerja.
Lagi dan lagi, Kusumo menyayangkan hal ini. Kusumo menganggap Pemkot Solo belum sama sekali menyentuh di sektor tersebut. Menurutnya, Kota Solo yang dikenal sebagai kota budaya dengan kemajuan pesat dalam pembangunan di bidang infrastruktur, tidak akan mempunyai nilai apapun jika warganya sendiri tidak sejahtera, karena hanya jadi penonton di pinggir ataupun memilih merantau.
Selain itu, Kusumo tentunya menjadi garda terdepan para buruh yang ingin mendapatkan keadilan, yang terjadi belum lama ini adalah PHK besar-besaran dari seluruh pabrik PT. Sritex. 10.000 karyawan Sritex telah di PHK tanpa kejelasan pesangon. Tentu ini menyulut amarah Kusumo, bahwasanya karyawan Sritex wajib menuntut hak-haknya sesuai dengan UU Tenaga Kerja.
Kepercayaan publik terhadap Kusumo, tentunya dilihat dari rasio kaum arus bawah yang banyak membutuhkan uluran tangannya. Kusumo pun tak henti hentinya membantu kalangan kecil atau “wong cilik”, dan terlebih para Buruh, dari bidang hukum melalui aduan hukum dan juga di bidang sosial. (jen)