Syawalan dan Halal Bihalal : Potensi Dakwah Itu Merangkul, Bukan Memukul

Alumni Dai Champions MUI-TVOne 2025 ini pandu oleh Ustaz Abu Hanim dan Ustaz Dwi Jatmiko dari Solo Jawa Tengah selama kurang lebih satu jam yang diawali dengan perkenalan diri dan selayang pandang aktifitas perjalanan dakwah yang menggembirakan dan mencerahkan umat.

banner 120x600
banner 468x60

SINDOSOLONEWS.COM | JAKARTA – Inisiator pertemuan alumni Dai Champions MUI Standarisasi MUI-tvOne 2025 Agus Fadilah dalam sambutannya menyampaikan bahwa silaturahmi bertujuan untuk menyatukan visi dan misi dakwah via Zoom, Kamis Malam (17/04/2025).

“Harapannya kita dapat menyusun database dai yang mencakup asal domisili, spesialisasi dakwah, media sosial, dan lain-lain, sehingga memudahkan kita untuk saling terhubung dan mendukung tugas dakwah di berbagai daerah,” ungkap Ustaz Agus.

banner 325x300

Rapat yang dihadiri oleh puluhan alumni Dai Champions MUI-TVOne 2025 ini pandu oleh Ustaz Abu Hanim dan Ustaz Dwi Jatmiko dari Solo Jawa Tengah selama kurang lebih satu jam yang diawali dengan perkenalan diri dan selayang pandang aktifitas perjalanan dakwah yang menggembirakan dan mencerahkan umat.

Dengan adanya Syawalan Virtual Da’i Champions ini, diharapkan para Alumni Dai Champions dapat semakin solid dan bersinergi dalam menjalankan tugas dakwah di berbagai daerah.

Dia menekankan bahwa semua ini hanya usulan awal yang sangat terbuka untuk dikembangkan. “Kita mulai dari apa yang bisa kita lakukan bersama dan semoga Allah berkahi setiap langkah kecil ini,” tegasnya.

Beberapa langkah awal yang diusulkan dalam rapat tersebut antara lain saling mengabari jika ada amanah dakwah ke luar daerah, memulai silaturahmi berbasis daerah domisili, melakukan kunjungan atau zoom silaturahmi bagi yang sedang safar dakwah, serta mengadakan upgrading skill seperti public speaking dan konten digital dengan pemateri dari alumni Dai Champions sendiri.

Sementara itu, Dwi Jatmiko menambahkan bahwa posisi dai yang mengajak dakwah sangatmulia. Namun, ajakan berdakwah di era industri 4.0 menuju Masyarakat society 5.0 ini mesti disampaikan dengan cara rahmatan lil ‘alamin atau kasih sayang. Sebab, ungkap Jatmiko, dakwah itu mengajak bukan mengejek atau membully.

“Dakwah itu merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela. Umat sedang menunggu langkah kita. Langkah kecil menuju perubahan besar. Sesua arahan komisi dakwah MUI (Majelis Ulama Indonesia) melakukan dakwah dengan menekankan konsep “ummatan wasathan” (umat pertengahan/moderat) yang berarti umat Islam yang adil, seimbang, dan tidak ekstrem dalam beragama,” ungkap Jatmiko. (Obie/Jatmiko/r.)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!