SINDOSOLONEWS.COM | SOLO – 02/10/2025 merupakan Hari Batik Nasional, menjadi hari bersejarah bagi HARRIS Hotel Solo dan Batik Gunawan Setiawan, mengapa !?, karena di tengah peringatan istimewa bagi Bangsa Indonesia yakni memperingati Hari Batik Nasional dengan nuansa berbeda. Bagaimana tidak, tepat pada tanggal tersebut, hotel bintang empat terbaik di Kota Solo tersebut menggandeng UMKM Batik Gunawan Setiawan untuk membentangkan kain batik terbesar pada facade hotel di Indonesia.
Tentunya, ini menjadi hari bersejarah baik bagi HARRIS Hotel Solo maupun Batik Gunawan Setiawan untuk bersama-sama mengangkat Batik sebagai warisan budaya dunia.
“Dengan bangga, Kami membentangkan lebih dari 100 kain batik dengan berbagai motif dengan panjang total 20 meter dan lebar total 7 meter. Besarnya kain yang Kami bentangkan tentunya tidak akan pernah cukup mewakili besarnya cinta Kami akan batik di Kota Solo, namun menjadi bukti keanggunan, kekayaan, serta keistimewaan batik di setiap lembarannya,” terang Aji Budi Saputro, (Marketing & Branding Manager HARRIS Hotel Solo.)
Pembentangan kain batik terbesar pada facade hotel di Indonesia tersebut turut disaksikan oleh tamu penting pemerintahan Kota Solo seperti Bapak Satmaka (Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Surakarta), Ibu Stephanie Arya & Bapak Erwin James (HARRIS Hotel Solo), serta Ibu Sofia (Batik Gunawan Setiawan).
Tidak hanya kehadiran tamu penting tersebut,
Tari Gambyong dari LBK Erawati juga turut menyambut keanggunan, kebersamaan, dan semangat budaya Indonesia dalam merayakan hari istimewa ini. Selain itu, pojok jamu HARRIS Hotel Solo juga semakin menguatkan brand HARRIS yang kental dengan nuansa Solo serta sajian makanan khas Nusantara yang siap membawa perjalanan kuliner ke berbagai sudut Indonesia.
“Tentunya ini menjadi tonggak penting bagi HARRIS Hotel Solo untuk terus berinovasi dan mempererat hubungan dengan industri kreatif khususnya UMKM Kota Solo yang dalam hal ini adalah Batik Gunawan Setiawan, melalui kegiatan pada hari ini,” lanjut Aji.
Sebagai informasi tambahan, 2 Oktober 2009, Batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan
Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia atas teknik pembuatan, simbolisme, dan nilai budaya yang
melekat kuat pada kebudayaan Indonesia.
Pengukuhan tersebut dilangsungkan dalam sidang
Intergovernmental Committee for the Safeguard of the Intangible Cultural Heritage di Abu Dhabi. Ini
tentunya menjadi salah satu simbol identitas, sejarah, dan kebanggaan bangsa Indonesia.
“Momen pembentangan kain batik terbesar ini menjadi bukti nyata bahwa batik Indonesia bisa tampil megah, indah, dan mudah dinikmati oleh siapa saja,” pungkas Aji.
(Obie/r.)