SINDOSOLONEWS.COM | KARTASURA. SKH – Kegiatan Sadranan, atau bersih-bersih makam di Petilasan Keraton Kartasura, menjadi momentum penting bagi pelestarian Budaya Jawa. Acara yang berlangsung pada Minggu (16/02/2025) dihadiri oleh Camat Kartasura, Polsek Kartasura beserta jajarannya, Koramil Kartasura dan jajarannya, Dinas Kebudayaan Sukoharjo, Pihak Keraton dan organisasi-organisasi kemasyarakatan lain di Kartasura. Di tengah khidmatnya tradisi ini, Neo Sangkal Putung juga hadir dan berpartisipasi untuk mendukung kelancaran acara ini. Neo Sangkal Putung sebuah metode pengobatan tradisional yang turut serta melestarikan warisan Kerajaan Mataram Islam.
Kehadiran Neo Sangkal Putung bukan tanpa alasan. Metode pengobatan ini diyakini merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam, yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam kegiatan Sadranan ini, Neo Sangkal Putung menunjukkan komitmennya untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya tersebut.
“Kami hadir di sini bukan hanya untuk berpartisipasi dalam tradisi Sadranan, tetapi juga untuk menunjukkan bahwa metode pengobatan tradisional ini adalah bagian tak terpisahkan dari budaya Mataram Islam,” ujar Ikhwan Manager Neo Sangkal Putung.
Sadranan sendiri merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Jawa untuk membersihkan makam para pendahulu. Kegiatan ini memiliki nilai spiritual dan budaya yang tinggi, serta menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Dengan hadirnya Neo Sangkal Putung, tradisi Sadranan di Kartasura semakin kaya akan nilai budaya. Hal ini menunjukkan bahwa warisan Kerajaan Mataram Islam masih hidup dan terus dilestarikan oleh masyarakat. (Obie/r.)