SINDOSOLONEWS.COM | KARTASURA – Tradisi Sadranan (biasa disebut Nyadran), merupakan salah satu tradisi yang masih melekat pada jiwa masyarakat, khususnya masyarakat jawa untuk menyambut Bulan Suci Ramadhan. Pada saat ini Secara filosofis Nyadran adalah ritual simbolik yang penuh dengan makna. Tradisi Nyadran yang dilakukan tersebut memiliki tujuan untuk meminta Barokah tentunya kepada Allah Subhaanahu Wata’ala sebagai bentuk suka cita menyambut Bulan Suci Ramadhan dengan simbolik berziarah kubur ke makam leluhur atau pergi ke makam nenek moyang atau orang-orang yang dicintai yang telah tiada, dengan memberi bunga dan mengirim doa, sebelum berziarah kubur biasanya masyarakat terlebih dahulu membersihkan makam secara bersama-sama. Serta menjalin silaturahmi satu sama lain supaya dalam melakukan ibadah puasa, hati sudah menjadi bersih bebas dari dosa.
Panitia Sadranan Petilasan Karaton Kartasura
Tahun 2025/1446 H, menggelar Rangkaian Kegiatan Sadranan Kegiatan ini bernama: “SADRANAN PETILASAN KARATON KARTASURA TAHUN 2025” dengan tema “PADUSAN ATI MENYONGSONG BULAN SUCI & MENJAGA CAGAR BUDAYA UNTUK TETAP TERAWAT DAN TERJAGA” Minggu, (16/02/2025) bertempat di Lapangan Watu Kembar. Dihadiri Forkopimcam Kartasura, Camat Kartasura Ikhwan Sapto Darmono, S.Pd., M.Pd., Danramil Kartasura Kapten Inf. Ismail, Kapolsek Kartasura AKP. Tugiyo, S.H., M.H., Dinas Kebudayaan Sukoharjo serta dihadiri ormas dan komunitas relawan Kartasura.
Tidak hanya makna dan tradisi turun temurun yang terkandung dalam Nyadran tersebut, tetapi tradisi Nyadran ini memiliki unsur-unsur yang lain yang ada dalam proses pelaksanaan Nyadran seperti budaya, komunikasi, nilai-nilai budi pekerti, serta bahasa sebagai alat penyampaian pesan dan tentunya mempunyai sasaran yaitu kepada masyarakat luas.
Unsur-unsur tersebut dalam tradisi Nyadran tidak dapat dipisahkan. Kita tidak bisa hanya membahas mengenai budayanya saja atau bahasanya saja, tetapi harus membahas semua unsur-unsur tersebut secara keseluruhan, karena unsur-
unsur tersebut saling berkaitan. Tradisi nyadran sendiri sudah ada sejak zaman dahulu dan dilaksanakan secara turun-temurun serta memiliki nilai tersendiri bagi masyarakat Jawa.
Tradisi ini rutin dilaksananakan satu tahun sekali guna untuk menghormati kepada arwah para leluhur yang sudah meninggal. Biasanya tradisi nyadran ini dilaksanakan pada bulan Ruwah atau pada saat menjelang bulan puasa. Tetapi tidak semua daerah melaksanakan tradisi nyadran pada
bulan Ruwah, ada juga daerah yang melaksanakan tradisi nyadran pada bulan lain sesuai dengan tradisi-tradisi yang sudah dilaksanakan para leluhur sebelumnya.
Tradisi Nyadran mempunyai ciri khas dalam prosesi pelaksanaanya. Tradisi ini erat kaitannya dengan studi etnografi komunikasi. Fokus perhatian pada kajian etnografi komunikasi adalah perilaku komunikasi dalam tema kebudayaan tertentu. Adapun yang dimaksud dengan perilaku komunikasi menurut ilmu komunikasi adalah tindakan atau kegiatan seseorang, kelompok atau khalayak ketika terlibat dalam proses komunikasi.
Rangkaian “Sadranan Petilasan Karaton Kartasura Tahun 2025” antara lain:
1. Besik – besik petilasan Karaton Kartasura (lingkungan dalam dan luar tembok serta makam leluhur)
2. Umbul Doa.
3. Kenduri.
4. Pengajian Akbar
Tujuan diadakan kegiatan ini yaitu:
1. Sebagai sarana penggambaran adanya usaha manusia untuk menjaga keseimbangan alam melalui penyelenggaraan upacara adat.
2. Sebagai sarana sosialisasi untuk menciptakan kerukunan, kebersamaan, kegotong-royongan, integritas, solidaritas, dan komunikasi di antara masyarakat.
3. Sebagai sarana kesenian yang ditampikan oleh masyarakat pada saat jelang dan pelaksanaan upacara.
4. Sebagai sarana pelestarian budaya jawa yang ada lingkungan sekitar.
5. Mewujudkan pelestarian Budaya dengan cara besik dan menjaga kebersihan di lingkungan petilasan Karaton Kartasura yg berusia 344 Tahun agar tetap lestari dan urip-urip peninggalan sejarah di Kartasura.
6. Memperkuat rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap budaya dan warisan leluhur.
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial dan kebudayaan yang positif.
8. Agar terjadinya kesinambungan dalam menciptakan kebersamaan hidup bermasyarakat khusunya di Kecamatan Kartasura.
9. Mempererat tali silaturahmi antar sesama komunitas Kartasura dan masyarakat pada umumnya
10. Meningkatkan semangat juang dalam menjalin kebersamaan antar warga Kartasura dalam Hari Jadi Kartasura.
11. Melestarikan Budaya yang ada di Kartasura dengan bersinergi bersama.
12. Menjujung tinggi integritas dan professional dalam membangun Kartasura untuk semua komunitas dan organisasi.
Jadwal Rangkaian Kegiatan Sadranan Kartasura Tahun 2025 adalah sebagai berikut :
Hari/Tgl : MINGGU, 16 Februari 2025
Jam : Lapangan Watu Kembar
Tempat : Petilasan Karaton Kartasura.
Keperluan : Besik-Besik Tembok Karaton dan Makam Leluhur.
+ NB : 07.00 WIB (akan di adakan Apel Siaga dan pembagian tugas)
Hari/Tgl : Sabtu, 22 Februari 2025
Jam : 19.30 WIB
Kegiatan : Pengajian Akbar dalam Rangka Sadranan Kartasura Tahun 2025.
Tempat : Panggung Utama Depan Pintu Masuk Petilasan Keraton Kartasura Ustad : KH. Kaprawi, S. Ag, (dari Tulung Klaten). Dimeriahkan Hadroh MDS Perengsari, Kartasura. (Obie/r.)