banner 728x250

Riwayatmu Kini, Begini Nasib Taman Gesang Solo Yang Gersang Dimakan Jaman!

banner 120x600
banner 468x60

Solo – Taman Gesang Solo, merupakan taman yang menceritakan tentang Sang Maestro keroncong Indonesia, Gesang pada tahun 1983. Lokasinya Taman Gesang sendiri merupakan taman yang dulunya dibangun atas kerja sama Pemkot Solo dengan Perhimpunan Dana Gesang di Jepang pada medio 1990-an. Letaknya di sebelah Sungai Bengawan Solo, persis seperti lagu ciptaan Gesang dan di dalam Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau yang sekarang disebut Solo Safari.

Sayangnya, Taman Gesang yang dulu termasuk salah satu destinasi kunjungan wisata yang berupa sarana edukasi sejarah di TSTJ, telah hancur tak terawat. Bangunannya tampak roboh, dikelilingi ilalang, dan sama sekali tidak mencerminkan bahwa disitulah sangat Maestro dikenang.

banner 325x300

Hal ini, mengundang reaksi Ketua Umum Forum Budaya Mataram (FBM), sekaligus pemerhati pendidikan, sosial, dan politik Dr. BRM Kusumo Putro S.H., M.H.,. Kusumo sangat amat menyayangkan kondisi bangunan Taman Gesang yang terbengkalai, rumput liar, dan dipenuhi sampah.

“Saya miris kemarin lihat sendiri, waktu berlibur sama keluarga ke Solo Safari, icon kota Solo seperti Taman Gesang, oleh sang Maestro Keroncong Internasional mbah Gesang, betul-betul rusak parah, tempatnya kotor seperti tempat sampah, patungnya seperti mau roboh,” tutur Kusumo kepada media pada 11 Februari 2025.

Kusumo menyayangkan, dengan adanya Solo Safari harusnya Taman Gesang juga pasti ikut terawat. Justru sebaliknya, Taman Gesang justru semakin gersang.  Lingkungan Taman Gesang pun merupakan peninggalan Keraton Surakarta yaitu dari PB X.

“Saya minta kepada pihak Solo Safari dan Pemkot Solo, untuk menata ulang atau merevitalisasi Taman Gesang Solo, ini icon loh, kenapa sampai sehancur ini? Ini identitas seniman lokal kita yang mendunia, betapa sedih para seniman di Kota Solo kalau sampai mereka tau tempat dikenangnya Sang Maestro seperti tempat sampah, ayo segera dirawat!” ujar Kusumo.

Kusumo, merupakan sosok yang lantang menyuarakan tentang rusaknya cagar budaya di Kota Solo. Hal ini merupakan kritikan kepada Pemkot Solo dalam tetap melindungi aset berharga di Kota Solo sesuai dengan Undang-Undang Cagar Budaya, sebagaimana Kusumo mengatakan bahwasanya Solo tidak lepas dari sejarah leluhur Keraton Surakarta. (jen)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!